Jangan pernah memukul anak!

Mungkin orangtua dahulu kala sering memukul tangan anak, entah itu di jari ataupun lengan menggunakan penggaris kayu, Tangan menyimbolkan karya atau aktualisasi diri. Anak yang tangannya dipukul berkemungkinan mengalami hambatan mental dalam aspek karya. Entah sering menunda pekerjaan, tidak konsisten, kurang inisiatif atau kurang bersemangat meraih prestasi belajar. Anak tetap bisa berkarya, namun tidak sebaik yang diharapkan.

Kita sepakat bahwa setiap bagian tubuh merupakan bagian dari jiwa anak. Kepala mencerminkan harga diri, tangan adalah karya, pundak adalah menanggung bebas, perut dan bagian ke bawah depan adalah representasi identitas gender, bagian belakang atas (punggung) adalah penopang dan ketangguhan hidup, serta bagian belakang bawah (pantat) campuran dari representasi identitas gender dan rasa berharga. Anak yang sering dijewer telinganya, dijitak kepalanya dan atau dipukul pantatnya mungkin akan merasa dirinya kurang dihargai sehingga tumbuh menjadi anak yang minder.

Mungkin orangtua dahulu kala sering memukul tangan anak, entah itu di jari ataupun lengan menggunakan penggaris kayu, Tangan menyimbolkan karya atau aktualisasi diri. Anak yang tangannya dipukul berkemungkinan mengalami hambatan mental dalam aspek karya. Entah sering menunda pekerjaan, tidak konsisten, kurang inisiatif atau kurang bersemangat meraih prestasi belajar. Anak tetap bisa berkarya, namun tidak sebaik yang diharapkan.

Anak yang sering mengalami kasus bullying biasanya akan bermasalah di prestasi belajar. Mungkin ada orangtua yang memiliki alasan,


"Saya sudah terbiasa memukul anak, Pak. Kebiasaan ini sulit dihilangkan."

Kalau sudah seperti itu, kembalilah ke hati terdalam kamu sebagai orangtua. Apabila kamu benar-benar menyayangi anak, jangan turuti ego untuk terus memukul anak.


Miliki prinsip "menyakiti anakku, sama dengan menyakiti diriku sendiri".

Sugestikan kalimat tersebut ke hati terdalam kamu setiap hari saat kamu bangun tidur. Pada akhirnya, kita benar-benar akan merasakan suatu perasaan yang mulia,


"Dia adalah bagian dari aku, hatinya adalah hatiku, bahagianya adalah bahagiaku." Pastikan ini merasuk ke dalam batin terdalam orangtua.

Selain itu, perlu kelihaian dalam memprogram diri. Tidak mungkin hanya dalam satu atau dua hari saja. Upayakan mengucapkan setiap pagi hari ketika bangun tidur. Mengapa harus pagi atau subuh? Ketika subuh, tepatnya saat kita baru bangun, jiwa terdalam kita sedang terbuka sangat lebar (dimana logika belum berjalan) Sehingga semua kata-kata indah ini akan tertanam kuat dalam diri. Ingat! ada banyak kerugian psikologi yang akan dirasakan anak jika orangtua tidak bisa mengendalikan emosinya.


Kendalikan emosimu ketika di hadapan anak-anakmu.

0 Response to "Jangan pernah memukul anak!"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel