Cara meredakan rasa marah dan kapan waktu yang aman untuk meluapkannya

Cara meredakan rasa marah dan kapan waktu yang aman untuk meluapkannya - kangizal.com

Semua orang pernah dan pasti seringkali meluapkan amarah. saat kita marah, area logika kita menjadi gelap. Memori-memori indah tentang hal-hal yang berkaitan mendadak seperti lenyap dan hilang. Lalu bagaimana cara meredakan rasa marah atau emosi itu? Agar bisa mengendalikan emosi, kamu perlu mengalami katarsis. Setiap manusia, tidak hanya orangtua, harus membuang sampah jiwanya. Katarsis adalah proses mengeluarkan sampah jiwa tersebut, bisa secara verbal seperti curhat , berteriak, bernyanyi tangisan atau bahkan kinestetik atau suatu gerakan.

Saat anak membuat emosi orangtua meledak, upayakan melakukan katarsis terlebih dahulu, misalnya berbicara sendiri di kamar atau ruangan khusus agar energi negatif keluar sedikit demi sedikit. Sehingga anak tidak menjadi tempat orangtua menumpahkan seluruh amarahnya. Bernyanyi bisa sedikit membantu kamu melepaskan sampah emosi. Orangtua juga bisa melakukan gerakan-gerakan sederhana, seperti berjalan di tempat atau gerakan senam ringan untuk membantu meredakan amarah. Selain itu, kita juga bisa meredakan marah dengan menarik napas panjang lalu membuangnya secara perlahan-lahan. Lakukan hal seperti ini beberapa kali.

Sebenarnya ada cara yang sangat ampuh untuk segerak meredakan rasa marah kamu terhadap anak, yaitu dengan mengatakan pada diri sendiri,
"Aku sangat bahagia ketika anakku lahir. Memandang wajahnya pertama kali adalah kebahagiaanku. Apakah aku masih sebahagia itu melihat dia sekarang?".
Hal ini akan membuat kita malu bila terus marah-marah. Sala halnya dalam hubungan cinta. Sewaktu pacaran, kita merasa sangat bahagia bisa bertemu dengannya bukan? Namun setelah ada suatu masalah dan hubungan menjadi dingin, kita lupa bahwa dulu kita sangat bahagia bisa bertemu dan mengenal dengannya walaupun hanya sesaat.

Selain itu juga, kita bisa melihat foto dan video yang merekam kebersamaan kita dengan anak. Hal itu akan menenangkan hati dan menggantikan rasa marah dengan rasa malu karena menyadari bahwa kita sangat menyayanginya. Hanya saja rasa malulah yang mengendalikan rasa marah secara efektif.

Lantas kapan waktu yang aman untuk meluapkannya? Waktu pagi dan malam adalah waktu terburuk dan paling tidak baik untuk memarahi anak karena otak tidak punya kendali saring (filter control) pada malam dan pagi hari. Seluruh amarah orangtua akan masuk ke otak anak serta merta tanpa saringan dan akan teringat serta terekam di sana. 
"forgiving is not forgetting"
Orangtua jangan kaget bila suatu saat, walaupun sudah berlalu puluhan tahun, kemarahan orangtya saat dia masih kecil masih dan akan terus terngiang di telingannya. Memarahi anak pada waktu yang salah bisa berakibat fatal. Di balik kening kita terdapat lobus frontal, yakni bagian otak yang memiliki fungsi logika atau penyaring data yang akan masuk. Pada waktu subuh dan malam hari, lobus frontal tidak bekerja sehingga amarah kamu akan langsung masuk ke amigdala. Amigdala adalah bagian emosi terdalam di otak manusia.

Mengapa banyak anak tidak patuh pada orangtuanya? Suara orangtua sudah diblacklist di pusat emosi karena sering melukainya. Dia lebih mempan dinasihati dengan suara lain yang masih whitelist, misalnya suara teman, paman, tante dan lainnya.

Pemilihan waktu adalah hal utama yang harus diperhatikan. Waktu menentukan dampak yang akan kita tuai.
"Siang dan sore saya kerja. Kalau pagi dan malam tidak boleh memarahi anak, lalu bagaimana?" Berartikan rezeki kamu untuk memarahi anak.
Tanpa kita sadari, kemarahan yang pernah anak terima akan membayangi kehidupannya sehingga dia bersikap apatis terhadap kita sebagai orangtua. Ini haruslah segera diperbaiki. Caranya bagaimana? tanyakan pada hati kita masing-masing.

Ketika kita dikuasai amarah. Bergegaslah untuk ambil air wudhu.

0 Response to "Cara meredakan rasa marah dan kapan waktu yang aman untuk meluapkannya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel