Cara menghadapi anak yang banyak bicara

Cara menghadapi anak yang banyak bicara - kangizal.com

Cara menghadapi anak yang banyak bicara - Anak banyak bicara bagaikan pisau bermata dua. Satu mata pisau bisa membuat pembelajaran semakin tajam atau sebaliknya. Dengan banyak komentar dan pertanyaan, suasana kelas lebih ramai dan meriah. Pembelajaran pun lebih dekat dengan realita dunia dan pengalaman anak. Guru tertantang untuk memuaskan rasa ingin tahu anak. Kelas menjadi lebih dinamis, sehingga waktu akan terasa lebih cepat berlalu.

Anak yang banyak bicara itu artinya menandakan bahwa ia banyak mengerti dan mempunyai rasa ingin tahu yang besar. Jika demikian halnya, guru yang menyenangkan harus mendorong anak untuk banyak bicara. Bertanya, mengajukan pendapatnya dan menunjukkan ekspresinya. Inilah salah satu indikasi kelas yang baik dan lebih hidup.
"Pak kenapa air laut rasanya asin?"
Sebagai seorang guru yang menyenangkan, Pak Guru berusaha menjawab dengan sebaik mungkin. Baru saja selesai menjelaskan jawaban dari pertanyaan tersebut, sang anak kembali bertanya.
"Kalau air laut bisa diminum tidak?"
"Kok sapi muntahin makanan yang udah dimakan?"
"Pak kemarin aku naik gajah . Besar banget lho gajahnya, Bapak tau kan kalau gajah itu belalainya panjang banget, terus punya gigi yang lucu kayak tanduk gitu, ih sereem".
Seperti yang sudah disampaikan tadi, bahwa anak yang banyak bicara seperti pisau bermata dua. Satu mata pisau yang lain, anak ini gemar memotong alur pembelajaran, membelokkan atau bahkan menjauhkan dari materi pembelajaran. Sesekali, mereka membuat waktu dan energi guru terkuras, sementara materi utama tidak tersampaikan. Anak bertanya tentang sesuatu yang tidak berkaitan dengan materi, dan guru terbawa arus tanpa bisa mengarahkannya kembali ke topik materi yang disampaikan.


Apakah reka guru pernah mengalaminya? pernah dong? pernah kan?

Memang betul, anak harus kita hormati, termasuk komentar dan pertanyaannya. Di lain pihak, anak harus belajar memberi komentar dan pertanyaan yang sesuai dengan konteksnya. Anak belajar berkomunikasi yang nyambung, mempelajari situasi dan kondisi di mana ia berada. Nah, dalam kasus seperti itum tugas guru adalah mengarahkan komentar anak agar sesuai konteks. Guru memahamkan anak bahwa kemauannya berkomentar dihargai, dan akan dibahas dilain kesempatan dan waktu. Tanyakan pendapatnya tentang topik yang sedang dibahas dan berikan apresiasi kepada anak.

Tak jarang anak yang banyak bicara untuk mencari perhatian. Dia sengaja berbicara hal-hal yang aneh, kadang nggak nyambung atau ingin melucu. Sesekali sih boleh saja sebagai intermeso, tapi kalau terlalu sering, justru mengganggu pembelajaran dan memecah konsentrasi temannya yang lain.


Lalu bagaimana cara menghadapi anak yang banyak bicara?

Caranya dengan mengajak dia bicara. Sampaikan dengan jelas bahwa perilakunya mengganggu suasana kelas, merugikan orang lain. Langkah selanjutnya, tanyakan mengapa dia melakukan seperti itu. Berikan tanggapan positif dengan berkata bahawa anda menghargai tujuannya. Setelah itu, tanyaka apa hal yang menjadi favoritnya, misalkan film kesukaannya. Bagaimana perasaannya jika dia sedang menonton film, lalu ada yang mondar-mandir di hadapan televisi atau mengajaknya bicara tentang pekerjaan rumah yang harus dikerjakan. Mungkin dia akan kesal bukan.


Sebaiknya bagaimana mengadapi anak yang banyak bicara?

Menghargai anak, demokratis dan menumbuhkan pengertian dan menghasilkan solusi. Jadi, anak banyak bicara bukanlah sebuah masalah, akan tetapi itulah realita masa anak-anak.


Lantas bagaimana dengan anak yang pendiam?

Bisa jadi dia memang pemalu atau dia tidak nyaman di lingkungannya karena suatu sebab tertentu. Ketika dia merasa mendapat tempat, lingkungannya aman dan mendukungnya, sedikit demi sedikit dia akan bergerak dan tidak pendiam lagi. Sebenarnya langkah paling utama untuk merangsang anak yang pendiam adalah memperbesar zona nyamannya. Kerika dia harus bicara, kondisikan agar kegiatan dilakukan dalam kelompok kecil, berdua atau bertiga. Begitu dia mulai terbiasa berbicara dalam kelompok kecil seperti itu, mulai dicoba pada kelompok yang lebih besar, sehingga akhirnya dia bisa terbiasa bicara di depan teman-temannya yang lain di depan kelas.

Melayani 23 anak di kelas berarti melayani 23 kebutuhan, 23 keinginan dan 20 karakter yang beraneka ragam dan jenisnya. Guru yang menyenangkan tidak mengelompokkan murid dalam kategori anak baik, anak nakal, anak pintar, anak bodoh dan lain sebagainya. Pengelompokkan seperti ini dangkal sekali rasanya. Tidak ada anak yang seperti itu atau anak yang menyebalkan. Mereka hanya belum tahu. Mereka masih dalam proses belajar, bukankah tugas guru untuk bekerjasama dengan orang tua dan membuat anak-anak menjadi tahu dari yang tidak tahu?

Iya, anak-anak dengan beraneka karakter seperti anak banyak bicara adalah tantangan yang membuat tugas guru menjadi penuh gairah. Jika semua anak baik, pintar dan tidak banyak bicara, rasanya menjadi guru sangatlah monoton dan tidak seru. Tidak ada yang namanya membosankan. Jika guru bersemangat, maka anak akan terbawa antusias dan sekolah akan terasa jauh lebih menyenangkan.

0 Response to "Cara menghadapi anak yang banyak bicara"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel